Nawaf Al-Zaouro
Semua data, indikator, statemen dan agenda politik ‘Israel’ tidak memberikan harapan politik baru dalam hubungannya dengan Palestina. Sebaliknya, indikator pemilu mengarah kepada pembentukan pemerintahan ‘Israel’ yang lebih kanan ekstrim. Bahkan mungkin di dalam pemerintah baru akan ada pemimpin partai Jewish Home, Naftali Bennett yang disebut-sebut yahudi paling ekstrim, paling rasis, dan paling zionis di antara elit-elit Yahudi dalam sejarah negara penjajah itu. Bayangkan saja, jika Bennett lebih ekstrim dibanding Begin, Sharon, Netenyahu dan Lieberman. Padahal mereka menimba dan dikader dalam kubangan ideology zionis yang sama.
Karena itu, tidak ada harapan akan ada perkembangan menuju penyelesaian politik, misalnya. Ketika dalam benak zionis sudah hilang “logika perdamaian dan hidup damai berdampingan” maka yang ada hanya program pembangunan pemukiman, penggusuran, pengusiran, yahudisasi. Semua itu lahir dari satu dimensi saja; dimensi nafsu memerangi dan agresi bersifat cleansing. Penjajah yahudi akan melanjutkan agresi-agresinya di Palestina dan di kaasan di tahun 2013 ini. Inilah data dan indicator yang berbicara.
Namun agresi yang paling besar dan berbahaya adalah perang terbuka di wilayah Palestina. Negara penjajah akan melanjutkan politik-politik pembersihan etnis di Al-Quds dan Tepi Barat sebagai realisasi perang eksistensi bagi mereka. Penjajah zionis sepakat bahwa ancaman eksistensi Palestina adalah paling berbahaya. Karena itu mereka juga sepakat untuk mencaplok wilayah dan yahudisasi paling serta membangun kolonialisme wilayah Palestina dan mengosongkan dari warga aslinya. Itu dilakukan Israel untuk menghancurkan segala unsure-unsur ketegaran warga Palestina.
Saat ini saja, Netanyahu mengancam Palestina dan Arab serta dunia untuk menghempuskan angin topan pembangunan pemukiman di Al-Quds dan Tepi Barat. Ia menegaskan akan melanjutkan pembangunan di Al-Quds yang dianggap sebagai ibukota abadi ‘Israel’. “Kamiada di sini di Jerusalem bukan sejak 25 tahun. Namun sejak 3000 tahun. Kami berada di sini sejak sekitar 4000 tahun. Kami memiliki pemerintahan nasional yang kuat dan kesadaran sejarah yang berkelanjutan. Kami punya keagungan kejiwaan yang kuat seperti sebuang bangsa pejuang untuk negerinya dan mengerti bagaimana mempertahankan negaranya untuk tetap eksis.” Tegas Netanyahu pada 16 Desember tahun lalu.
Ia juga menandaskan, “Kemarin kami menyalakan lilin mahal ketika merayakan Chanukah di tembok ratapan yahudi dan di sana aku katakana berkalo-kali bahwa tembok ratapan bukanlah tanah jajahan. Ia milik kami dan symbol keberadaan kami sejak ribuan tahun. Kami akan tegar menghadapi semua orang yang ingin mengusir kami. Negara Israel dan Al-Quds, dan tembok ratapan akan tetap berada di tangan kami untuk selamanya.”
Beberapa hari kemudian dia melakukan kampanye di Tepi Barat utara ke pemukiman-pemukiman yahudi dan Universitas Ariel dan mengumumkan, “Kota Ariel akan tetap berada di bawah kekuasaan dan kedaulatan ‘Israel’ untuk selamanya.” (8/1). Ia mengklaim bahwa Mahmud Abbas masa bodoh dengan semua usaha memulai perundingan damai dengan ‘Israel’ dan membuat syarat-syarat melemahkan ‘Israel’. Ia meminta Abbas berundingan tanpa syarat. Agar tercapai kesepakatan dimana Israel mengakui negara Palestina dan Palestina mengaku negara yahudi. Ini bukan aliran pribadi Netenyahu. Namun empat calon Likud – Betenu menyampaikan hal yang sama. Mereka adalah Menteri Informasi Yuli Edelstein, ketua pemerintah koalisi Zeev Elkin, anggota Knesset Yarev Levin, dan Moshe Veglen, pimpinan elit yahudi di Likud.
Bukan hanya itu, mata yahudi tidak akan tidur. Baik di wilayah perbatasan selatan dengan Mesir dan Gaza. Juga mata di sebelah utara juga ke Hizbullah. Bahkan ada yang memprediksi akan ada gelaran perang di level kawasan dengan alasan mengatasi senjata kimia Suriah. (bsyr)
Al-Arab Al-Yaom, Jordania
 Tahun 2013){kind=link}
0 komentar:
Posting Komentar